Sabtu, 16 Maret 2013

Mengejar Matahari. Antara Aku dan Matahari



Hai, aku masih di sini, kau masih malu ya?
Aku masih menunggumu lho ... Apa? Oh iya, ini masih gulita
hehe, aku lupa.

Kau tahu, hal yang paling indah jika aku memuji keindahanmu dalam ciptaan Sang Khaliq
Aku menunggumu bertengger di horison, dengan ditemani nyanyian para punggawa cilikmu yang merdu itu




Hai, aku di sini, kau sudah muncul belum?
Lariku mendesah dengan baju berpeluh, dengan erangan kaki berdentum, dengan bla...bla...bla sampai mulutku linu. Fiuuh.



Oh, ternyata kau sudah tiba. Cukup dengan perangaimu lah hasratku pun 
bangkit. 
Yaaah, boleh dikata hujan masih turun malu-malu dan bunga mawar masih berduri.
Apa hanya karena itukah aku tak boleh lari? 
Lari mengejarmu .... Lari mengejar baramu dengan hiasan koronamu, yang bisa jadi aku terhantam badaimu





Mmmm... Satu lagi, tirai indah berwarna-warni di langit akibat manismu bolehkah kujamah? 
Masuk ke dalamnya tanpa ada gelisah dan ingin bahagia.

Bisa jadi bolehkah aku main di horison untuk bercengkrama denganmu?
Hihihi... Akupun tersipu dengan manismu.






Cukuplah aku tahu, cukuplah kau tahu, dan pastilah Tuhan tahu...
Aku butuh matahariku, hingga lariku terbakar.
Ya, akulah manusia yang mengejar matahari.








Sabtu, 16 Februari 2013
Ghifari Amirullah Hakim

1 komentar:

Mirda mengatakan...

keren bangeeet fariiii:D