Pics Source :
okhl.wordpress.com
Malang Kota
Pendidikan. Begitulah sebutannya. Hal tersebut bukanlah label belaka, melainkan
sebuah kenyataan yang amat membanggakan. Mulai dari lini kecil seperti PAUD,
KB, TK, sampai ke lini besar yaitu Universitas dan tak lupa tempat pendidikan
keagamaan seperti pondok pesantren, sekolah advent, dll. Ada disini. Sehingga
banyak sekali pelajar luar kota yang ingin ‘melahap’ ilmu pengetahuan di sini.
Dan yang lebih hebat lagi, tak sedikit pula mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia
Timur yang rela hijrah ke sini demi menuntut ilmu.
Oh iya,
sebenarnya kalau dikaitkan dengan filosofi pendidikan, kenapa kok rela
jauh-jauh ke Malang demi menuntut ilmu? Dan apakah akses pendidikan juga
tersentuh oleh masyarakat kalangan bawah?
Pics Source : www.halomalang.com
Saya pernah
mendengar sebuah pepatah yaitu “Tuntutlah
ilmu sampai ke Negeri China”. Hal ini bisa dikaitkan dengan masalah yang
pertama. Lantas apa karena dengan pepatah ini kita musti belajar sampai ke Negeri China? Oh, bukan begitu. Esensi
dari pepatah ini sesungguhnya luas sekali. China yang saat ini kita ketahui
telah menguasai hamper 2/3 perekonomian dunia dan peradabannya sudah maju mulai
dari zaman dulu member gambaran kepada kita bahwa ilmu membawa hidup kita
menjadi terarah dan bahagia. Apalagi dengan ilmulah kita bisa membawa kemajuan
bangsa. Oleh karena itu, belajar kepada seseorang/golongan yang sukses dengan
keilmuannya tentu adalah perbuatan yang amat disarankan. Apalagi dengan label “Malang
Kota Pendidikan” tersebut dengan harapan agar kota Malang menjadi pusat
pendidikan yang bermutu dan berdaya saing tinggi yang bisa membawa manfaat
kepada semua umat khususnya untuk kota Malang itu sendiri. Itulah sebagian
esensi dari “Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China”.
Oh iya,
suatu ketika saya dan teman-teman saya pernah mengikuti kegiatan sosial salah
satu lembaga non-profit peduli anak jalanan (yang tentunya di Kota Malang).
Jika dilihat sekilas, mungkin banyak orang yang mengesampingkan anak jalanan
sebagai manusia yang termarginalkan dan tak pernah mengenyam dunia pendidikan.
Tapi, dari kisah-kisah yang mereka lontarkan tersebut dapat menepis semua
anggapan miring. Oh iya, saya bertemu dengan anak jalanan dari berbagai daerah,
diantaranya daerah Sukun, Muharto, dan Mergan. Yang sangat membanggakan,
meskipun mereka ngamen, mengemis, atau apalah, tetapi mereka tetap punya
semangat tinggi untuk survive, bersekolah, serta belajar mengaji. Apalagi ketika
saya menanyai apa cita-cita mereka, dengan tegas mereka menyebutkan cita-cita
masing-masing tanpa ada rasa pesimis maupun minder.
Bagaimana
teman-teman? Dengan secuil gambaran di atas bisa dilihat bahwa semangat Kota
Malang sebagai ‘Negeri China’nya Jawa Timur, baik itu masyarakat atas, menengah,
maupun bawah untuk menuntut ilmu bisa dibilang tinggi. Sayangnya, meskipun
semangat tinggi banyak juga yang terkendala secara financial maupun kesempatan.
Oleh karena itu, semua pihak, baik warga maupun pemerintah Kota Malang harus
bersinergi dalam mengatasi malalah pendidikan ini demi terciptanya anak bangsa
yang cerdas lahir maupun batin serta mewujudkan Malang sebagai Kota Pendidikan
yang benar-benar menyeluruh tanpa ada jerat hambatan akses pendidikan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2013 J
Kamis, 2 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar