Kamis, 31 Mei 2012

Awas , aku selalu ada di balik namamu. #part1


Awas , aku selalu ada di balik namamu. Bersembunyi di bawah semburat kain-kain sendu yang melayang jauh. Menjauhi kedua pelupuk mataku. Saat kau panggil angin untuk kau gunakan sebagai kendaraan petualangan cintamu, aku terbidik semu. Aku terbidik semu seiring mengikuti langkah-langkah biru itu. Ingatkah kau? Nyiur melepas lelahnya ketika kita berangan-angan dengan kumpulan awan di siang bolong. Entah dinosaurus kah, mobil-mobilan, atau apa lah, tak peduli itu untuk gurauan anak kecil belaka atau bukan. Namun, seiring dengan bergemingnya waktu, aku tahu semua yang telah digoreskan oleh apa yang kita buat selama ini suatu saat nanti akan termakan oleh tong sampah. Ya, PASTI. Saat ini aku mungkin tak kau gubris atau mungkin kau bungkam karena itu hanyalah masa lalu. Perih memang. Tapi untuk saat ini, aku melangkah perlahan-lahan, menahan rasa amarahku dan menggantinya dengan usaha keras mengais tong sampah yang pernah terbuang di situ goresan tentang kita semuanya. Mulai dari nol. Aku pun terus mencari dan tetap terus mencari. Dari ‘kendaraan petualangan cinta’mu itu, perjalanan sang awan dalam membentuk impian kita berdua, sampai gurauan khas anak kecil yang sampai saat ini kuingat jelas. Fiuuh, aku dapat! Dan entah apa yang kurasakan, hanyalah manis bersemu hambar yang susah didapatkan. Semacam analogi permen karet kali ya? Yang ketika rasa manisnya hampir habis akibat kelamaan dikunyah, lama-kelamaan hambar. Hai kau! Ambilkan darah putih yang pernah kau kubur di makam belakang rumahku! Mungkin aku bisa menyayat kulit ini, atau menghisap tuntas semua darah putih yang (jika mau) kau ambilkan, babat habis sampai titik tetes penghabisan! Sadisme seperti lirik lagu kematian pun berdentang hebat memacu aliran  jantung, mengambisikan tangan untuk selalu mengepal, mengepalkan jari manis yang terkupas habis. Tulang pun terlihat, HAHAHAHAHAHAHAHAHA!! Inilah mainanku saat ini! *to be continued*

Tidak ada komentar: