Sabtu, 12 Juli 2014

#6

Selamat malam! Aku menyapamu dengan penuh kerinduan. Jangan anggap gombal lho.
Sungguh kerinduanku ini tersimpan di balik tirai sanubariku, dan tak lupa tekadku.
Kau tahu? Setiap waktu aku mencari informasi tentangmu, serba-serbimu, elokmu, dan semua kunci pintumu.
Aku mencari namun tak berpeluh. Jangan kira ini dengan omplong kosong! Aku tetap menahan anganku demimu.
Ditahan orangtua, dijerat lembaran-lembaran yang dianggap sah di mata hukum, dan niat tak kasat mata.
Entah kadang muram atau mata berbinar tak temaram. Membayangkanmu itu indah sekaligus sakit tauk. Begitu permai kukira.
Titip salam boleh untuk kawanan kerabatmu? Sampaikan salam rinduku untuk mereka, entah kapan, entah di mana dulu aku
menggoreskan sol sepatu di tubuh permaimu. Dengan penuh gejolak bahagia dan tundukan tasbih pada keagungan-Nya sungguh
tak tahan untuk menahan terus.

Mungkin harus sabar dulu kali ya? :')

S.A.W.K.P.P.M.K.J.L.G.I, dsb.

1 komentar:

Gubuk Cerita mengatakan...

sabar memupuk debar... :D